Dosen USM Beri Pendampingan Pelaku Usaha Wingko Babat
SEMARANG- Wingko Babat merupakan salah satu makanan tradisional atau jajan pasar yang terkenal. Makanan Wingko Babat babat dapat dengan mudah ditemukan di Semarang langsung dari pabrik sampai ke pusat oleh-oleh yang tersebar di kota Semarang.
Ini merupakan hal yang umum mengingat Wingko Babat merupakan salah satu ikon makanan khas Semarang.
Hal inilah yang membuat tiga dosen Universitas semarang (USM) memberikan pelatihan, pendampingan bahkan bantuan alat kepada pelaku usaha wingko babat milik Bapak Yoko Setiyo pada Agustus lalu.
Produksi wingko babat milik bapak Yoo Setiyo mulai mendapat sentuhan iptek dari tiga dosen USM melalui program Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Tigas Dosen USM yang terlibat pada kegiatan ini antara lain Amerti Irvin Widowati,SE,MM selaku ketua tim dengan anggota Adijati Utaminingsih, SE,MM dan Dr Ir.Sri Budi Wahjuningsih,MP.
Semakin pesatnya perkembangan pariwisata Kota Semarang secara tidak langsung turut mempopulerkan wingko babat yang berakibat pada meningkatkan permintaan wingko babat. Terdapat salah satu pengusaha wingko babat di kota Semarang yaitu Bapak Yoko Setiyo. Usaha tersebut berdiri sejak 2009. Salah satu permasalahan adalah proses produksi yang masih menggunakan cara tradisional, yaitu dengan cara mengaduk dengan tangan.
Kegiatan PKM ini menggunakan dana yang bersumber dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Kemenristek RI.
Adapun tujuan kegiatan PKM ini untuk mengatasi permasalahan mitra agar dapat memproduksi wingko dengan biaya operasional rendah serta kualitas produk wingko yang dihasilkan juga baik dan higienis.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan memberikan bantuan berupa alat pengaduk adonan kental disertai dengan pelatihan dan pendampingan. Adanya sentuhan iptek ini diharapkan dapat meningkatkan omzet dari UMKM tersebut.