Kemahasiswaan

Cetak Kader Cendekia-Nasionalis, Fokmi USM Hadirkan Gus In’am

SEMARANG- Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (Fokmi) Universitas Semarang (USM) menggelar Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) di Masjid Baitur Rasyid USM (8 sd 10/11).

Kegiatan yang gelar selama 3 hari ini diikuti 60 mahasiswa ini diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan, Pelantikan Pengurus Fokmi, Kajian Malam, Pelatihan Birokrasi, Managemen Organisasi, Ngaji Tafsir, Maulidur Rasul dan Khataman Al quran.

Salah satu Pembicara, dalam materinya Dr KH In’amuzzahidin MA menghimbau kepada para kader dakwah USM untuk tetap menjunjung rasa nasionalis.

Gus In’am sapaan akrabnya mengatakan bahwa negara kita sudah final dengan ideologi pancasila, sudah tidak usah diganti-ganti dengan sistem khilafah karena sudah menjadi kesepakatan pendiri bangsa.

“Andaikan negara kita memakai sistem Khilafah maka mungkin Indonesia tidak akan bersatu lagi, terpecah belah karena penduduk yang mayoritas muslim belum tentu akan setuju dengan sistem tersebut” tuturnya.

“Bahkan Islam pun masih bisa terpecah menjadi beberapa Ormas seperti NU, Muhammadiyah, LDII, MTA” imbuhnya.

Rasulullah juga mencintai negaranya, bahwa Rasulullah pernah berdoa, “Ya Allah, jadikan kami mencintai Madinah seperti cinta kami kepada Makkah, atau melebihi cinta kami pada Makkah”, ini menjadi bukti rasa cinta tanah air dari Rasulullah

Sementara Pembina Fokmi Saiful Hadi MKom menekankan kepada aktifis dakwah kampus untuk selalu menjunjung tinggi akhlak, kader dakwah cendekia harus menjunjung tinggi moralitas.

Ketua Umum Fokmi, Islakhul Muna mengaku kegiatan ini sangat istimewa karena bertepatan dengan malam puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad dan Hari Pahlawan.

“Momen istimewa ini sangat cocok dengan tema yang kami ambil dalam kegaiatan ini, “AVICENA (Aktivis Dakwah Berkepemimpinan Cendekia dan Nasionalis), jadi seorang kativis dakwah bukan hanya pandai namun juga harus didasari dengan akhlak yang baik” ujarnya.

“Dan sesuai dengan visi perguruan tinggi mencetak mahasiswa yang berkarakter keindonesiaan menjadikan dasar bahwa seorang aktivis dakwah di USM juga harus menjunjung tinggi rasa nasionalis untuk menjaga persatuan bangsa” pungkasnya.

To Top