Dapur Umum USM, Bentuk Kepedulian Terhadap Korban Bencana Banjir
SEMARANG – Universitas Semarang (USM) membuka dapur umum untuk membantu korban banjir di Kota Semarang sejak Sabtu malam di masjid Baitur Rasyid Kampus USM Jalan Soekarno Hatta Tlogosari Semarang.
Rektor USM Andy Kridasusila mengerahkan mahasiswanya yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Sukarela (KSR) PMI Unit USM dan UKM Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FOKMI) untuk membuka dapur umum guna membantu masyarakat yang terdampak banjir terutama di wilayah sekitar kampus USM.
Menurut Andy selain dari tim mahasiswa USM juga dibantu dari KSR UPGRIS sebanyak 5 personel, KSR Unissula 2 personel, KSR STIE Bank BPD, dan PMR MAN 1 Kota Semarang dan kegiaatan dapur umum ini sangat disuppport oleh PMI Kota Semarang dengan memberikan bantuan logistik dan lain-lain.
“Kami memiliki program USM Peduli Sosial yaitu program kegiatan sosial untuk membantu masyarakat ketika terjadi bencana alam yang melibatkan mahasiswa sebagai bentuk kepedulian USM terhadap masyarakat dan pengamalan Tri Dhama Perguruan Tinggi” ungkap Andy.
“Beberapa hari ini tim dapur umum USM distribusi makanan ke RW 24, 25 Kelurahan Muktiharjo Kidul dan keluaran Tambakdalam, dan sebelumnya USM juga mengerahkan 1 perahu karet Bersama Tim PMI Kota Semarang mengevakuasi korban banjir di Kelurahan Trimulyo Genuk”, tambahnya.
Sementara menurut koodoinator dapur umum USM yang sekaligus Pembina KSR USM Saiful Hadi MKom mengatakan bahwa sehari menyediakan 500 lebih paket nasi bungkus untuk didistribusikan ke korban banjir.
“Kami sangat berterima kasih kepada para donatur yang telah memberikan bantuan baik berupa bahan makanan maupun uang untuk membantu korban banjir dan terima kasih kepada para relawan yng telah mebantu di dapur umum” ungkap Saiful.
Komandan KSR USM Ismail Sandi menambahkan kegiatan ini sangat positif dan bermanfaat dalam membantu mengurangi dampak banjir di Kota Semarang.
Salah satu relawan dari KSR UPGRIS Egi Rizqi mengatakan bahwa ini merupakan pengalaman pertama membantu dalam penanganan korban banjir dengan bergabung di tim dapur umum dan distribusi ke lokasi bencana banjir.
“Pengalaman pertama kami ketika diminta turut mendistribusikan bantuan makanan sangat kaget dan haru karena baru kali ini melihat banjir seperti itu dampaknya, masyarakat tidak bisa masak, listrik padam sehingga sangat membutuhkan bantuan dari masyarakat lain yang peduli”, ungkap Egi