Mahasiswa FTIK USM Berikan Penyuluhan Upaya Tanggulangi Berita palsu-Hoax di Desa Karanganyar Legok Candisari Semarang
SEMARANG – Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) Universitas Semarang (USM) menunjukkan kepeduliannya terhadap tantangan era digital dengan mengadakan penyuluhan bertema “Upaya Tanggulangi Berita Palsu – Hoax” di RT.07/RW.04 Desa Karanganyar, Legok, Candisari, Semarang, pada Sabtu, 7 Desember 2024.
Acara ini bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya berita palsu atau hoaks yang semakin marak di media sosial. Mahasiswa menjelaskan dampak negatif penyebaran hoaks dan memberikan panduan praktis kepada warga tentang cara mengenali informasi palsu serta menjaga literasi digital. Langkah ini diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menyikapi informasi secara kritis dan bertanggung jawab.
Tim kegiatan terdiri dari Ketua Ezra Pandu Setiawan, anggota Alif Naufal Ilyas, Andreas Damar Saputra, Krisna Yudha Pratama, Ah. Sahal Latif, Muchammad Hafiz Apriyanto, serta Susanto, M.Kom sebagai dosen pembimbing. Kegiatan ini diikuti 12 orang, termasuk ibu-ibu, bapak-bapak, dan remaja di RT.07/RW.04 Desa Karanganyar. Acara ini juga dihadiri oleh Ibu Asroni, selaku ibu RT setempat.
Ezra Pandu Setiawan menjelaskan bahwa tujuan penyuluhan ini adalah mengurangi penyebaran hoaks dan membangun kesadaran kritis masyarakat dalam menerima dan memverifikasi informasi sebelum mempercayai atau membagikannya.
“Apabila mendapatkan berita di media sosial, kita perlu memverifikasi berita dengan mencari sumber berita asli dan terpercaya terkait fakta yang ada. Sebaiknya jangan terburu-buru menyebarkan berita yang tidak jelas,” ungkap Ezra.
Andreas Damar Saputra memberikan materi tentang meningkatkan kesadaran terhadap bahaya hoaks, Krisna Yudha Pratama menyampaikan cara mengurangi penyebaran hoaks, dan Alif Naufal Ilyas menjelaskan langkah-langkah mengurangi dampak berita hoaks di media sosial.
Menurut Susanto, M.Kom, dari penyuluhan ini diharapkan masyarakat memiliki pemahaman lebih baik dan tidak mudah menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, serta menanamkan kesadaran bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab dalam menyaring dan menyebarkan informasi secara etis.
“Hoaks adalah informasi yang sengaja dibuat untuk menyesatkan. Beberapa langkah untuk mengatasinya antara lain berhati-hati terhadap judul provokatif, memeriksa keaslian alamat situs atau URL, melakukan verifikasi fakta melalui literasi digital, dan memeriksa keaslian video, foto, atau gambar yang digunakan,” ungkap Susanto.
Pada sesi tanya jawab, Ibu Erna Yulianie bertanya, “Bagaimana menanggulangi link APK palsu di aplikasi WhatsApp?”
Ah. Sahal Latif menjelaskan beberapa cara, di antaranya tidak sembarangan mengklik link, terutama jika disertai pesan mendesak seperti “download segera untuk dapat hadiah”. Jika menerima pesan dengan link APK palsu, gunakan fitur “Laporkan” atau “Blokir” di WhatsApp untuk menghentikan penyebarannya.
Materi disampaikan dengan menyertakan contoh kasus berita hoaks serta literasi digital sebagai langkah pencegahan. Acara ini juga mencakup sesi tanya jawab dan diakhiri dengan sesi foto bersama.