Kemahasiswaan

Menulis untuk Menunggu Kematian

Edhie Prayitno Ige dengan santai mengatakan, pekerjaan utama kita sesungguhnya hanyalah menunggu mati. Hal tersebut ia sampaikan saat memberi materi kepenulisan kepada mahasiswa Universitas Semarang (USM) dan santri pondok pesantren Hidayatul Hikmah, di Ndalem Kalijagan, Sabtu (19/2).

“Semua hal yang kita lakukan dan menjadi kesenangan tidak ada yang buruk atau baik, karena muara dari itu semua adalah utamanya hanya menunggu mati,” ucap Edhie.

Edhie berpesan kepada para peserta untuk tidak perlu minder dengan apa yang menjadi kesenanganya.

“Jangan pernah merasa kecil dengan apa yang menjadi kesenangan. Bahkan orang yang suka mencicipi sebuah makanan bisa menjadi pekerjaan,” jelas Edhie.

Dalam menulis sebuah berita, Edhie menyarankan untuk menggunakan kalimat pendek yang efektif.

“Usahakan dalam satu paragraf hanya terdiri dari tiga kalimat yang efektif. serta tulislah paparan pada paragraf satu kemudian kutipan langsung pada paragraf keduanya,” terang Edhie.

kemudian Edhie menambahkan, ketika menulis sebuah feature, Edhie menekankan pada peserta untuk meniupkan roh dalam cerita tersebut.

“Gunakanlah panca indera untuk memberikan sentuhan pada tulisan yang akan kita buat. Ketika ingin menulis sebuah halaman rumah, kita bisa menggunakan telinga untuk mendengar bagaimana ritme suara saat menyapu dedaunan kering yang jatuh kemudian dituangkan menjadi sebuah tulisan,” imbuh Edhie.

Hadir dalam acara tersebut Kiai Bayu Aji Anwari (Pengasuh Pondok Ndalem Kalijagan) dan Saiful Hadi ST MKOM (Dosen USM).

Sementara itu, Kiai Anwari berharap, dalam kegiatan yang biasa ini bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa.

“Walaupun acara ini terlihat biasa saja semoga bisa menghasilkan orang yang luar biasa, dan yang terpenting tidak ada transaksional dalam kegiatan ini, tidak ada kepentingan apapun hanya rasa tulus untuk saling berbagi,” tutur Kiai Anwari

Pengasuh Ndalem Kalijagan dan pondok pesantren Hidayatul Hikmah tersebut berpesan kepada peserta, agar tidak meninggalkan identitas santrinya ketika sudah mendapat profesi apapun.

To Top