Pengabdian

Psikoedukasi Kesehatan Reproduksi untuk Menurunkan Perilaku Seksual Beresiko pada Remaja

DEMAK – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Fakultas Psikologi Universitas Semarang menyelenggarakan Psikoedukasi Kesehatan Reproduksi untuk Menurunkan Perilaku Seksual Berisiko pada Remaja baru-baru ini. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Kamis, 12 Desember 2024 di SMAN 1 Wedung, Demak, dan diikuti oleh 60 siswa.

Kegiatan PkM ini dilaksanakan karena meningkatnya angka perilaku seksual berisiko pada remaja yang mengakibatkan kekerasan dalam pacaran dan pernikahan dini akibat kehamilan. Guna mencegah terjadinya perilaku seksual berisiko pada remaja, perlu dilakukan psikoedukasi tentang kesehatan reproduksi. Diharapkan remaja dapat berperilaku sehat serta memiliki kesehatan dan ketangguhan mental.

Tim PkM terdiri atas Retno Ristiasih Utami, M.Si., Psikolog (Ketua), Purwaningtyastuti, M.Si., Psikolog (Anggota), dan Martha Kurnia Asih, M.Si. (Anggota). Kegiatan psikoedukasi terbagi atas tiga sesi, yakni sesi pertama dengan materi Sistem Reproduksi Manusia, sesi kedua Pacaran Sehat ala Remaja, dan sesi ketiga Remaja dan Pernikahan Dini. Sela-sela penyampaian materi juga diselingi ice breaking yang dibantu oleh dua mahasiswa Fakultas Psikologi.

Materi pertama tentang Kesehatan Reproduksi Remaja menjelaskan bagaimana remaja memasuki masa pubertas, kematangan organ-organ reproduksi, dan fungsi reproduksi manusia. Materi ini juga menjelaskan bagaimana remaja menjaga kesehatan reproduksi agar terhindar dari penyakit menular seksual atau kehamilan yang tidak dikehendaki.

Materi kedua membahas tentang Pacaran Sehat ala Remaja, yang menjelaskan perilaku sehat dan sesuai norma jika remaja berpacaran, serta bagaimana menghindari perilaku seksual berisiko dan kekerasan dalam pacaran. Materi terakhir membahas tentang Dampak Pernikahan Dini pada remaja, yang biasanya didahului oleh kehamilan di usia remaja. Materi ini menjelaskan akibat yang dialami remaja jika terjerumus dalam perilaku seksual berisiko, dampak pernikahan dini pada fisik dan psikologis remaja, serta kerentanan pernikahan pada usia yang belum matang.

Antusiasme siswa dan guru-guru SMAN 1 Wedung cukup baik, ditandai dengan banyaknya pertanyaan dan diskusi yang berlangsung setelah pemaparan materi. Pihak sekolah dan Tim PkM berharap pemahaman siswa semakin baik setelah mengikuti psikoedukasi ini, sehingga mereka bisa menularkan pengetahuannya kepada teman lain dan masyarakat sekitar tempat tinggal mereka. Dengan demikian, tujuan akhir untuk menurunkan angka perilaku seksual berisiko pada remaja dapat tercapai.

To Top