Tingkatkan Kesadaran Siswa, Mahasiswa Ilkom USM Gelar Seminar Pencegahan Pernikahan Dini
SEMARANG – Fenomena pernikahan dini sudah marak terjadi di Indonesia. Hal ini terjadi pada remaja di bawah umur yang tidak sesuai dengan aturan yang diberlakukan oleh BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional).
Aturannya yaitu perempuan dengan usia 21 tahun dan laki-laki dengan usia 25 tahun dianggap sudah siap secara reproduksi untuk menikah. Selain tingginya angka pernikahan dini di Indonesia, angka perceraian juga meningkat drastis. Pernikahan dini menimbulkan dampak negatif dalam berbagai aspek, seperti pendidikan, ekonomi, psikologis, kesehatan, dan sosial. Dalam Undang – Undang No 16 Tahun 2019 tentang perubahan asas pada Undang – Undang No 1 Tahun 1974 yang mengatur tentang Perkawinan menyebutkan bahwa pernikahan dilakukan saat pria berusia minimal 21 tahun dan wanita minimal 19 tahun.
Seminar ini menghadirkan Calvin Syahputra Saragih sebagai pemateri yang merupakan Duta Generasi Berencana dengan menyabet prestasi Juara II Duta Generasi Berencana Kota Semarang 2022 dan Juara Harapan II Duta Generasi Berencana Provinsi Jawa Tengah 2022 dan Zhafira Alya Bintari Putri sebagai salah satu perwakilan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang.
Pada Kampanye Gender dan Minoritas yang dilakukan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang ini, digelar di Aula Joglo SMK Negeri 11 Semarang dengan adanya pendampingan dari salah satu Dosen Ilmu Konunikasi Universitas Semarang, yaitu Bapak Ami Saptiyono, S.Ikom., M.Ikom (25/5/2023).
Kepala SMK Negeri 11 Semarang, Drs. Luluk wibowo. S.T., M.T., mengatakan bahwa seminar yang digelar ini sangat bermanfaat bagi Siswa dan Siswi SMK Negeri 11 Semarang, karena materi yang disajikan memiliki informasi penting untuk diketahui dan dipahami.
“Dengan diadakannya acara ini, kami harap, adik-adik SMK Negeri 11 Semarang dapat merasakan manfaat akan ilmu yang diberikan oleh Kak Calvin selaku pemateri” ucap
Wildan selaku Ketua Pelaksana seminar. Harapannya ilmu dan informasi yang diperoleh dapat diimplementasikan dan disebarkan kepada orang-orang di sekitar mereka dan dapat memberikan dampak positif.
Calvin dan Alya mampu membawa suasana yang ceria dan komunikatif untuk audiens yang merupakan Pengurus OSIS SMK Negeri 11 Semarang. Seluruh audiens terbilang sangat aktif dan mau berkomunikasi dengan baik selama acara berjalan. Beberapa pertanyaan dari siswa terkait pernikahan dini dapat disampaikan dengan baik kepada Calvin dan mereka mendapatkan timbal baik yang cukup memuaskan dari pemateri. Materi yang disampaikan oleh Calvin selaku pemateri ini, tidak hanya pengenalan atau pemaparan mengenai arti pernikahan dini saja, tetapi juga menjelaskan faktor dan dampak yang ditimbulkan serta pencegahan yang dapat diimplementasikan oleh Siswa dan Siswi SMK Negeri 11 Semarang.
“Ada beberapa faktor penyebab pernikahan dini. Beberapa di antaranya yaitu tidak ada self awareness pada diri yang dapat berpotensi menimbulkan masalah di dalam rumah tangga. Misalnya, kurang mampu mengendalikan emosi, tidak bisa memecahkan masalah, dan rendahnya kemampuan dalam mencari solusi sehingga mampu memicu terjadinya pertengkaran pasangan suami istri. Hal itu dapat berujung pada perceraian. Pengaruh lingkungan, budaya, dan pergaulan juga menjadi salah satu penyebab terjadinya pernikahan dini. Beberapa masyarakat yang menganggap bahwa pernikahan bisa dilakukan jika saling suka dan tidak perlu menunggu waktu lama asal kedua insan siap. Namun pada kenyataannya, pernikahan adalah sebuah langkah yang memerlukan kesiapan lahir, batin, dan berbagai faktor eksternal.” Ujar Alya.
“Terlenanya kebahagiaan dan kenyamaan sesaat yang tengah terjadi antara satu sama lain sebagai pasangan, mampu memberikan sebuah pola pikir instan yang memicu pernikahan dini. Ini adalah hal yang salah, karena tidak memikirkan bagaimana ekonomi keluarga mereka di masa depan. Hubungan pernikahan tidak hanya tentang diri sendiri, melainkan ada pasangan bahkan buah hati yang keperluan-keperluannya perlu untuk dicukupi. Jadi, mewujudkan mimpi itu jauh lebih baik daripada menikah di usia dini” pungkas Calvin yang memberikan closing statement di akhir acara inti.