Pengabdian

Tingkatkan Kualitas Pengolahan Ikan, Himateta USM dan Berikan Pelatihan dan Sosialisasi Standar Keamanan Pangan di Kelurahan Tambakharjo Kota Semarang

SEMARANG- Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian ( HIMATETA) Universitas Semarang (USM) menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Masyarakat di Kampug Kuliner Pujasera Energi, Kel. Tambakharjo, Kota Semarang pada pada tanggal 24-25 Agustus 2024.
Acara Pengabdian Masyarakat ini diawali dengan pembukaaan, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia raya yang dipimpin oleh saudara Filza dan pembacaan doa oleh Fadhil.
Ketua HIMATETA Benedictus Dimas menyampaikan bahwa kegiatan bertujuan untuk menciptakan inovasi teknologi kepada masyarakat dan memberikan solusi berdasarkan kajian akademik atau persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
Koordinator Pujasera Energi yaitu ibu Devi Nur Anggraeni menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya sudah memilih Kampung Kuliner Pujasera Energi untuk melaksanakan kegiatan ini dan semoga bisa bermanfaat atas ilmu yang diberikan lebih baiknya lagi dapat dikembangakan dengan kami Masyarakat semua.
Lebih lanjut Wakil Dekan Fakultas Teknologi Pertanian yaitu Ir. Dewi Larasati M.Si. menyampaikan terimakasih juga yang sebesar-besarnya kepada pihak Pujasera Energi telah memeberi kesempatan kepada kami untuk mahasiswa fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Semarang bisa melakukan kegiatan di luar kampus.
“Materi yang disampaikan pada hari pertama ini sangat bagus dengan komoditas yang ada disini yaitu hasil perairan. Selain materi pembuatan abon ikan nanti juga ada tentang sosialisasi keamanan pangan, standarisasi pangan sangat penting untuk mengetahui bahwa makanan kita aman untuk dikonsumsi,” ungkap Ir. Dewi Larasati M.Si. .
Narasumber Ir. Sudjatinah M.Si,. dengan materi yang dipaparkan yaitu bagaimana proses pengolahan abon dari ikan bandeng dan ikan lele.
“Pujasera energi ini sudah memiliki tambak bandeng sendiri sehingga bisa dimanafaatkan secara baik, tidak hanya diolah menjadi bandeng presto dan otak otak saja. Ikan bandeng jika diolah menjadi abon tidak hanya mendapatkan abonnya saja melainkan dapat menghasilkan 2 produk yaitu abon dan petis bandeng. Kekurangan bandeng itu dari durinya, dibuat abon ini mengurangi untuk tersedar durinya karen durinya akan dipilah, pembuatan abon dari ikan harus jeli karen ikan mempunyai duri yang cukup banyak,” ungkap Ir. Sudjatinah M.Si,..
“Pembuatan abon terdapat dua proses yaitu yang pertama dengan menggunakan penggorengan dan kedua dengan oven. Setelah itu beliau juga menampilkan video beupa proses pembuatan abon ikan bandeng dan ikan lele,” tambahnya.
Mas Ayu Safira S.Tp. memberikan materi tentang sosialisasi keamanana pangan. Beliau menyampaikan dan menjelaskan bahwa makanan yang kita konsumsi belum tentu bebas dari kuman dan sebagainya, untuk memastikan makanan itu aman dna terhindar dari hal hal buruk dri pangan itu dari kita sendiri, kita menghindari diare, dll.
“Perlu diketahui bahwa kontaminasi makanan itu ada beberapa kelompok, yang pertama bahaya fisik ( tampak oleh mata) seperti dari kerikil, staples, serpihan kayu, bahaya biologi ( dari bakteri ) seperti salmonella yang bisa mengakibatkan infeksi dan intoksikasi, yang ketiga bahaya kimia bisa berasal dari bahan makanan itu sendiri seperti histamin pada ikan, sianida pada singkong, residu pada pupuk kimia, cemaran logam berat.
Dilajutkan pada hari kedua dengan acara pelatihan pembuatan abon ikan bandeng dan ikan lele, dimulai dengan pembukaan oleh mc dan acara dilanjutkan oleh praktisi dari mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian, pelatihan pembuatan abon ikan ini di bimbing oleh dosen Fakultas Teknologi Pertanian yaitu ibu Ika Fitriana, S.Tp., M.Sc.
Peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah ibu-ibu masyarakat kelurahan Tambakharjo. Pelatihan ini dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok berisi 6 orang. Sesi pertama yaitu pembuatan abon ikan bandeng dilanjutkan sesi kedua pembuatan abon ikan lele. Ibu-ibu mengikuti pelatihan mulai dari awal pembuatan sampai akhir proses pembuatan abon.

To Top