Business

Gelar Halal Bihalal, Rektor USM Minta Civitas Akademika Patuhi Protokol Kesehatan

SEMARANG– Rektor Universitas Semarang (USM) meminta kepada civitas akademika untuk mematuhi protokol kesehatan, setiap Gedung disediakan tempat cuci tangan, mahasiswa juga diharapkan dipantau saat datang ke kampus karena mereka dari mana saja beraktifitas kita tidak tau sehingga kami harap semuanya memauhi protocol kesehatan.

SEMARANG– Rektor Universitas Semarang (USM) meminta kepada civitas akademika untuk mematuhi protokol kesehatan, setiap Gedung disediakan tempat cuci tangan, mahasiswa juga diharapkan dipantau saat datang ke kampus karena mereka dari mana saja beraktifitas kita tidak tau sehingga kami harap semuanya memauhi protocol kesehatan.

Hal tersebut disampaikan oleh Rektor USM Andy Kridasusila SE MM saat halal bihalal keluarga besar Yayasan Alumni Undip dan USM secara daring pada Kamis (20/5).

Kami minta kepada civitas akademika untuk mematuhi protokol kesehatan, setiap gedung disediakan tempat cuci tangan, USM juga ada satgas covid-19 sehingga jika anda informasi bisa di share, mahasiswa juga diharapkan dipantau saat datang ke kampus karena mereka dari mana saja beraktifitas kita tidak tau sehingga kami harap semuanya mematuhi protokol kesehatan” ungkap Andy.

“Saya selaku pimpinan USM mengucapkan terimkasih kepada segenap civitas akademika USM yang selama ini mengikuti anjuran atau harapan dari pemerintah untuk tidak mudik dan tetap menjaga protokol kesehatan, dalam suasana idul fitri ini mewakili dari USM saya mengucapkan minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan batin, dan tentu saja semoga kita semua senantiasa selalu dalam kebaikan dan di beri kesehatan oleh Allah SWT” tambahnya.

“Universitas Semarang di dalam proses belajar mengajar masih tetap sesuai dengan kebijakan kemendikbud dengan belajar online walapun beberapa waktu yang lalu Gubernur Jateng sudah menyampaikan bahwa nanti bulan juli mulai tatap muka dan sekarang sudah ada beberapa perguruan tinggi yang melakukan uji coba tatap muka tentu saja dengan syarat yang ketat sesuai aturan” ujar Andy.

Sementara Ketua Pengurus Yayasan Alumni Undip Prof H Abdullah Kelib SH dalam sambutannya mengatakan bahwa sepatutnya kita sebagai umat yang beriman ikut melakukan puasa Ramadhan agar ketaqwan kita semakin meningkat sepuluh hari pertama rahmat, sepuluh hari kedua maghfirah dan sepuluh hari ketiga adalah dijauhkan dari neraka.

“Pada kesempatan Halal bi Halal ini yayasan berserta USM bersama jajaran-jajarannya mudah-mudahan USM termasuk golongan orang yang menjaga hubungan baik dengan Allah dan manusia dan terbebas dari api neraka, golongan yang terbebas dari api neraka yaitu selalu mendapatkan empat sifat yakni hayyin (orang yang mendapat keteduhan, ketengangan), layyin ( orang yang lembut baik pikiran dan perbuatnnya, menerima pendapat orang lain), Qorib (supel), muarh senyum dan sahl (memudahkan urusan orang lain, memberikan solusi jika ada masalah)” ungkap Prof Kelib.

Adapun taushiyah halal bi halal disampaikan oleh Dosen UIN Walisongo Semarang ustadz Fahrrurozi MAg.

Dalam ceramahnya Fahrurrozi mengatakan bahwa halal bi hala adalah tradisi bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan walaupun secara bahasa istilah halal bi halal tidak ada dalam kamus bahasa arab, namun kegiatan ini penuh dengan makna.

“Di negara kita banyak istilah yang mengalami pergeseran makna dan itu baik-baik saja dan tidak ada masalah seperti halal bihalal, minal ‘aidin wal faizin, silaturahmi dan ta’jil semunya sudah mengalami pergeseranmakna, secara bahasa ta’jil adalah segera, maka ketika memasuki maghrib segeralah berbuka tapi dalam konteks Indonesia ta’jil itu artinya snack karena setiap ada istilah ta’jil dstu tersedia snack” ungkap Fahrurrozi.

Selanjutnya Idul Fitri secara bahasa Eid itu kembali sedangkan Fitri sarapan yang artinya Idul Fitri kembali sarapan setelah sebulan penuh tidak sarapan, namun di lingkungan kita disebut sebagai hari kemenangan.

“Maka inti dari halal bi halal agar kita sebagai manusia dapat menyempurnakan tugas kekhalifaan di muka bumi ini menjaga hubungan vertikal dengan dzat yang Maha Kuasa dan hubungan horizontal dengan sesama makhluk Allah” imbuhnya.

“Hubungan dengan Allah ada masalah bisa ditutup dengan ibadah sosial seperti orang sakit  puasa bisa diganti dengan fidyah, sementara hubungan dengan manusia kalau ada khilaf harus diselesaikan dengan manusia ga bisa diganti dengan tahajud, dzkir, untuk itu mari kita saling memaafkan dan saling menjaga hubungan diantara sesame dengan baik’ pungkasnya.

To Top