Fakultas
Prodi Sistem Informasi USM Gelar Workshop Visualisasi Data Geospatial
SEMARANG- Program Studi S1 Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) Universitas Semarang (USM) menggelar workshop Visualisasi Data Geospatial di laboratorium computer pada Sabtu, 16 September 2023.
Kegiatan yang mengambil tema Remote sensing using Google Earth Engine (GEE) ini menghadrikan narasumber dari GeoAccess Indonesia Adi Guna Prasetyo.
Dekan FTIK USM Prind Triajeng Pungkasanti MKom berharap workshop ini bisa menambah pengetahuan terutama yang dapat diimplementasikan dalam penelitian dan pengajaran sesuai dengan tema workshop.
Pelatihan ini diperuntukkan bagi pemula yang ingin belajar penginderaan jauh. Pada Workshop ini memberikan best practice kepada trainee untuk menguasai dasar-dasar Penginderaan Jauh menggunakan Google Earth Engine (GEE) serta mengimplementasikannya untuk Memodelkan Laju Erosi menggunakan Revised Universal Soil Loss Equation (RUSLE) yang banyak digunakan untuk studi konservasi tanah dan air.
Menurut panitia Agusta Praba R MKom bahwa Remote sensing merupakan proses pengumpulan informasi tentang objek atau fenomena di permukaan bumi dengan menggunakan sensor yang terletak di pesawat udara atau satelit.
“Metode ini memanfaatkan prinsip pemantauan dan pengukuran sifat fisik objek atau fenomena dengan menganalisis radiasi elektromagnetik yang dipancarkan, dipantulkan, atau diserap oleh objek tersebut. Data yang dikumpulkan oleh sensor ini kemudian dianalisis dan diinterpretasikan untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam berbagai bidang, seperti pemetaan tanah, penginderaan cuaca, pengamatan lingkungan, pemantauan perubahan iklim, dan lain sebagainya,” ungkap Agusta Praba.
“Remote sensing memiliki banyak aplikasi dalam berbagai industri dan disiplin ilmu. Keuntungan utama dari remote sensing adalah kemampuannya untuk mengumpulkan data secara luas dan terus-menerus, serta memperoleh akses ke daerah yang sulit dijangkau. Data yang diperoleh melalui teknologi ini juga dapat diintegrasikan dengan sistem informasi geografis (SIG) untuk analisis yang lebih komprehensif. Salah satu tool yang dapat digunakan untuk analisan remote sensing adalah Google Earth Engine (GEE),” tambahnya.
Sementara Adi Guna Prasetyo mengatakan GEE adalah platform yang populer digunakan untuk menganalisis data remote sensing. GEE menyediakan infrastruktur komputasi yang kuat dan sumber daya data untuk mengakses, memanipulasi, dan menganalisis berbagai jenis data citra satelit dan penginderaan jauh lainnya.
Melalui GEE, pengguna dapat mengakses koleksi data citra satelit yang luas, termasuk data dari Landsat, Sentinel, MODIS, dan banyak lagi. Platform ini juga menyediakan beragam algoritma dan fungsi analisis yang dapat digunakan untuk ekstraksi informasi dari data citra, seperti pemrosesan digital, klasifikasi citra, analisis temporal, dan pemodelan spasial.
GEE memungkinkan pengguna untuk menggabungkan data citra dengan data lain, seperti data vektor, topografi, atau data iklim, untuk melakukan analisis yang lebih komprehensif. Selain itu, GEE juga menyediakan fitur visualisasi yang interaktif, memungkinkan pengguna untuk memvisualisasikan data secara langsung di platform.
Dalam workshop ini mengambil topic penentuan Estimasi Laju Erosi Tanah menggunakan metode RUSLE. Dalam metode RUSLE, faktor-faktor R (Rainfall factor), K (Soil erodibility factor), LS (Slope length and steepness factor), C (Cover management factor) dan P (Conservation practice factor) digabungkan dalam persamaan matematis yang menghasilkan perkiraan laju erosi tanah dalam satuan ton per hektar per tahun (t/ha/tahun). Dengan menggabungkan data curah hujan, data tanah, data topografi, dan informasi pengelolaan tanah, RUSLE dapat memberikan estimasi erosi tanah di suatu daerah.