Lensa Kampus
Rektor USM Sebut Debat Capres Pamungkas Antiklimaks
SEMARANG- Debat calon presiden ke lima, menjadi debat pamungkas sebelum hari pemungutan suara. Dengan mengusung tema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi, para calon presiden saling memajukan gagasannya. Rektor Universitas Semarang (USM) Dr. Supari, S.T., M.T memberikan tanggapannya terhadap perdebatan tersebut, Minggu malam (04/02/2024).
Rektor USM berpendapat bahwa debat terakhir ini nampak seperti antiklimak, berjalan lebih santai dan tanpa dibumbui konflik-konflik yang frontal.
“Para calon presiden berjalan dengan lebih rukun dari debat-debat sebelumnya. Juga ketertiban tergambar sejak dari mereka memasuki ruang debat hingga akhir acara,” ungkap Supari.
Beberapa gagasan dari para calon presiden menurut Supari juga biasa saja. Seperti pemaparan gagasan oleh Anies Baswedan. Dengan pembawaan awal yang langsung menyerang yang dimulai dari isu ketimpangan dan ketidakadilan, baru setelah itu beliau memunculkan gagasannya.
“Saya kira isu yang diusung tentang etika, kehidupan yang sehat, tumbuh cerdas, upah layak, dan beberapa isu lain masih sangat general. Sehingga isu-isu aktual yang spesifik masih belum terangkat,” terang Supari dalam acara “Live Youtube 3 Televisi Kampus: Final Battle Debat Calon Presiden” oleh USMTV, UBTV, Divia Unpad TV, Minggu malam.
Berbeda dengan paparan gagasan oleh Prabowo Subianto, yang menurutnya mengedepankan sebuah tawaran tentang strategi transformasi bangsa. Isu isu yang diangkat pun aktual, tentang kekurangan dokter dan nasib guru honorer. Meski masih banyak profesi lain yang memiliki kekurangan, tetapi isu yang diangkat adalah riil yang akan membawa kualitas hidup kesejahteraan bangsa lebih baik. Hal ini juga melanjutkan apa yang telah dirintis para pemimpin sebelumnya.
Sedangkan calon presiden nomor tiga, Ganjar Pranowo memberikan tawaran gagasan yang pure, demi membangun indonesia yang lebih beradab. Pondasi dari isu yang diangkat adalah penguatan bidang kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Dengan mengambil detail permasalahan tentang perluasan akses dan inklusivitas.
Secara kostum, pasangan 02 dan 03 nampak akan merebut kalangan muda dengan jaket khas Gen Z-nya. Sedangkan paslon 01 tetap memilih untuk terlihat formal dan profesional.
Dalam topik pendidikan Supari menjelaskan bahwa secara umum ketiga capres berada dalam garis yang sama. Mereka saling sepaham dengan hasil akhir yang saling mendukung. Terutama dalam topik guru dan dosen, anggaran tinggi, dan beban kerja yang melebihi kapasitas.
“Anies sebagai mantan menteri tentu tahu perihal hal ini. Beliau menguasai tentang policy atau aturan di bidang ini. Prabowo juga setuju, namun beliau menambahkan bahwa masih ada beberapa sistem yang perlu dikaji lebih lanjut. Serta perlunya mengevaluasi mental para pejabat,” terang Supari.
Supari menjelaskan bahwa dalam memilih, masyarakat memiliki dua alasan untuk memilih. Yaitu tentang track record dan juga gagasan. Debat menjadi salah satu cara agar para pemilih dapat menentukan pilihannya dengan melihat gagasan-gagasan yang dibawakan oleh para pasangan calon. Namun bagi para Swing Voter kedua alasan memilih tersebut tetap saja membuat bingung.
Maka dari itu media berperan sangat penting kedepannya. Masih ada sepuluh hari kedepan untuk masyarakat merasakan antusiasme pra pemilu. Terutama media sosial.
“Mari kita bersama-sama menjadikan pemilu ini sebagai edukasi untuk kita semua, karena pemilu ini hanyalah bagian dari ruas pergantian pemimpin nasional. Mereka di atas bisa saja saling hormat satu sama lain. Namun masih ada beberapa orang di bawah yang saling melukai. Maka dari itu jangan sampai ada korban kedepannya,” ujar Supari.