Fakultas
Zhafira Lolos Jadi Finalis Duta Bahasa Jateng 2022
SEMARANG – Mahasiswa S1 jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM), Zhafira Alya Bintari Putri, lolos menjadi finalis Duta Bahasa Jawa Tengah 2022 yang akan berlangsung di Universitas Pekalongan, 27-29 Mei.
Dara kelahiran Banjarnegara 19 Maret 2022 ini mengaku dengan mengikuti kegiatan ini membuat wawasannya semakin terbuka lebar.
”Duta Bahasa Jawa Tengah adalah sebuah ajang pemilihan yang berbasis teknologi dan kebahasaan. Setiap peserta atau finalis yang mengikutinya wajib memiliki satu krida atau sebuah karya kebahasaan yang sifatnya orisinil atau asli dan memang belum pernah diikutsertakan dalam lomba apa pun,” kata Alya –panggilan akrab Zhafira.
Dia mengatakan, Duta Bahasa Jawa Tengah diprakarsai langsung oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Dalam proses pemilihan finalisnya dibantu dengan Duta Bahasa Jawa Tengah di tahun sebelumnya.
”Untuk pemenang 1 Duta Bahasa Jawa Tengah akan diikutertakan dalam Duta Bahasa Nasional,” ujaranya.Menurutnya, keinginannya mengikuti Duta Bahasa Jateng didasari keinginannya mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki. Dia ingin bakatnya kelak bisa bermanfaat bagi masyarakat.
”Berawal dari pendaftaran yang dibuka oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, saya termotivasi untuk mengikuti ajang ini. Setelah lolos seleksi administrasi, seleksi wawancara, dan seleksi psikotes, akhirnya saya berhasil masuk 20 besar,” ungkapnya.
Dari sekian banyak pendaftar, lanjutnya, hanya diambil 10 pasang untuk maju kepada tahap Final Raya. Dia berharap, dapat memberikan manfaat dalam hal kebahasaan kepada orang lain secara maksimal.
”Dengan berbagai rangkaian acara dan pembekalan yang diadakan langsung oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi dan pembelajaran seputar kebahasaan melalui saya,” tuturnya.
Dia menambahkan, pemilihan Duta Bahasa ini sangat inspiratif, karena di zaman modern sekarang ini justru banyak sekali generasi muda yang mulai meninggalkan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Tak hanya itu, Bahasa Jawa yang seharusnya dilestarikan, jarang dipakai sebagai bahasa sehari-hari.
”Kebanyakan dari mereka merasa ketinggalan zaman dan malu jika harus menggunakan Bahasa Jawa,” ucapnya.
Melalui ajang ini, tambahnya, masyarakat menjadi lebih terbantu dan lebih mudah dalam belajar Bahasa Indonesia melalui para finalisnya yang akan mengajak masyarakat untuk selalu menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
”Bukan hanya Bahasa Indonesia yang harus dipahami denagn baik, bahasa daerah juga harus dikuasai dan praktikkan. Tidak lupa pula menguasai Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Mari kita utamakan Bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing.”