Fakultas

FT USM Gelar Seminar USM Engineering Fair 2022

SEMARANG – Fakultas Teknik Universitas Semarang (FT USM) menggelar Seminar USM Engineering Fair 2022 dengan tema “Sustainable Green City” pada Senin (22/8).

Seminar yang diikuti oleh siswa SMA/SMK, Mahasiswa, Dosen dan Guru dengan tema “Sustainable Green City” menghadirkan tiga narasumber yaitu Buyung Arianto ST IPM QRMP (General Manager PT Indonesia Power Semarang Power Generation Unit), Dr Agung Pangarso ST MT (Ketua Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Jawa Tengah), serta Dr Lilin Budiati SH MM (Dosen Sekolah Vokasi UNDIP, Kadin Jawa Tengah Komtap, Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup).

Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Dekan I Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Teknik USM Ferry Firmawan ST MT PhD sekaligus membuka kegiatan pada hari ini. Ia mengatakan Engineering Fair salah satu bentuk upaya dalam mewujudkan tujuan SDGs.

“SGDs ini merupakan komitmen bersama secara global guna tujuan hidup, mengurangi dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 dan 169 target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030,” ungkap Ferry.

Ia juga menjelaskan 17 tujuan tersebut antara lain, menghapus misi, membaca, kesehatan dan kesejahteraan, pendidikan berkualitas, gender, akses air bersih dan sanitasi, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.

Infrastruktur, mengurangi, kota dan komunitas yang berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, penanganan perubahan iklim, menjaga ekosistem laut, menjaga ekosistem darat, keadilan dan kelembagaan yang kuat, serta kemitraan untuk mencapai tujuan.

Ferry Firmawan juga menuturkan, bahwa FT USM telah banyak menorehkan prestasi salah satunya menjadi Juara III Nasional dalam Kontes Robot Indonesia.

“Kegiatan USM Engineering Fair 2022 ini akan ditutup dengan pertandingan futsal,” tuturnya.

Dosen FT USM Nur Fithriani FC ST MT sebagai moderator turut memandu berjalannya acara dengan lancar.

General Manager PT Indonesia Power PGU Semarang Buyung Arianto ST IPM QRMP menyampaikan materi Transisi Menuju Pembangkit Energi Baru Terbaruka (EBT). Ia menjelaskan fakta bahwa saat ini pembangkit listrik di Indonesia 83-84% adalah bahan bakar fosil dan kebiasaan masyarakat masih menggunakan teknologi konvensional.

“Dan tantangan yang sedang dihadapi sekarang ini biaya investasi secara umum masih tinggi, reserve margin saat ini mencapai 59% idealnya 15-40%, dan dari kesiapaan energi supply biomassa untuk mempersiapkan batu bara membutuhkan kapasitas dan lahan yang luas,” terang Buyung dalam materinya.

Maka, peranan mahasiswa dan akademisi dalam menanggapi hal tersebut mengubah pikiran bahwa, Hijau merupakan keputusan Bersama umat manusia. Ini menjadi cakrawala dan referensi pengambilan keputusan.

Materi yang kedua yaitu Rencana Tata Bangunan & Lingkungan Menuju Kota yang Berkelanjutan oleh Dr Agung Pangarso ST MT. Ia mengatakan IAP adalah wadah berhimpunnya ahli perencanaan wilayah dan kota di Indonesia yang berdiri pada tahun 1971.

Menurut Undang-undang Cipta Kerja dan PP No. 21 Tahun 2021 merupakan langkah strategi pemerintah dalam mengatasi permasalahan investasi dan penciptaan lapangan kerja, yang salah satunya disebabkan oleh tumpang tindih pengaturan penataan ruang.

“Maka dari itu, tujuan dari penataan ruang diantaranya Mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan sumber daya manusia, serta Mewujudkan pelindungan fungsi ruang dan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang, ” tutur Agung.

Dosen Sekolah Vokasi UNDIP Dr Lilin Budiati SH MM juga memberikan materi mengenai pendekatan strategi Green City untuk merealisasikan kota dan komunitas berkelanjutan (studi kasus Semarang kota hijau ramah lingkungan).

To Top