Kemahasiswaan

Rotary Club Gandeng USM Gelar Screening Talasemia Gratis

SEMARANG- Melihat Banyaknya penyakit talasemia yang tidak disadari oleh kebanyakan masyarakat, Rotary Club menggandeng Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korp Sukarelawan (KSR) Universitas Semarang (USM) menggelar Talkshow dan Screening Talasemia dengan tema “Mengenal Talasemia Sejak Dini” di Aula Gedung V (30/4).

Kegiatan yang diikuti 200 peserta mahasiswa dan siswa SMA sederajat ini menghadirkan narasumber expert dr Yetty Movieta Nency SpA(K).

Komandan KSR Fredo Rama Oktavian mengaku kegiatan ini bekerjasama dengan Rotary Indonesia menjadi salah satu upaya edukasi kepada peserta mengenai bahaya talasemia.

“Penyakit ini tidak banyak diketahui dan disadari oleh masyarakat karena penyakit ini merupakan penyakit keturunan, selain itu pengobatannya juga membutuhkan biaya yang besar, pengidap talasemia harus melakukan tranfusi darah seumur hidup ” ujar Fredo

“Dalam kegiatan ini juga dilakukan screening gratis untuk mendeteksi talasemia sejak dini, karena kalau screeningnya waktu sudah menikah itu kurang tepat mereka sudah memiliki keturunan, berbeda kalau sejak dini dan bisa dilakukan pencegahan dengan tidak melakukan pernikahan pada sesama pembawa gen talasemia” imbuhnya.

Rektor USM Andy Kridasusila SE MM dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini bagian bentuk kepedulian USM terhadap masyarakat.

“USM memiliki program lima peduli yaitu peduli olahraga, peduli pendidikan, peduli sosial, peduli budaya, peduli lingkungan dan kegiatan ini bagiab kepeduliaan USM pada bidang sosial” ungkapnya.

“Sebelumnya beberapa hari lalu juga digelar pengobatan gratis bagi masyarakat kurang mampu serta para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang selama ini mengawal pemilu dan banyak yang kecapekan maupun sakit, USM memberikan pelayanan kesehatan gratis baik periksa gula darah, kolesterol, asam urat maupun layanan pemeriksaan gigi secara gratis di Klinik USM Jaya” tambahnya.

Sementara dr Yetti mengatakan 300 juta penduduk dunia sebagai pembawa gen talasemia, kurang lebih 300.000 bayi dengan talasemia berat dilahirkan setiap tahunnya.

“Penyakit ini belum ada obat untuk penyembuhan secara total. Pengobatan optimal dapat dilakukan dengan tranfusi darah seumur hidup, mempertahankan kadar Hb lebih dari sama dengan 12 g/dl. Namun, yang perlu diketahui tranfusi darah memiliki efek samping yaitu kelebihan zat besi dan faktor penyebab penyakit yang ditularkan lewat tranfusi darah” jelasnya.

“Yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit ini adalah dengan mencegah perkawinan dua pembawa  sifat talasemia dan memeriksa janin yang dikandung oleh pasangan pembawa sifat” tangkasnya.

To Top