Fakultas

Tim PkM Teknik Sipil Gelar Sosialisai Penanganan Limbah Konstruksi

SEMARANG – Dalam rangka memenuhi salah satu pilar dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi Tim Pengabdian kepada Masyarakat Teknik Sipil di bawah naungan Fakultas Teknik Universitas Semarang melaksanakan pengabdian kepada Masyarakat mengenai penanganan limbah konstruksi pada Kamis, (1/12/2022)

Tim dosen dari pelaksanaan pengabdian ini adalah Ferry Firmawan, S.T., M.T., Ph.D., Prof. Dr. Ir. Mudjiastuti Handajani, M.T., Agus Muldiyanto, S.T., M.T., dan Dr. Tatas Transinata, S.Pd., M.Pd. Pengabdian ini juga melibatkan dua orang mahasiswi yaitu Nurul Annisa Arimurti, Putri Panca Puspita dan Fernanda Puspa Pertiwi yang saat ini sedang menginjak di semester 7 Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang.

Ferry Firmawan, sebagai ketua tim pengabdian menyatakan bahwa ahli K3 Konstruksi perlu mengetahui terkait penanganan limbah konstruksi.

“Saat ini belum ada perhatian yang serius dalam penanganan limbah dari proses konstruksi mulai dari tahap pembangunan, renovasi sampai dengan pembongkaran,” ungkap Ferry.

“Sehingga solusi yang ditawarkan adalah dilakukannya pendampingan penanganan limbah konstruksi demi terwujudnya pembangunan yang ramah lingkungan,” imbuhnya.

Pada kegiatan ini, metode yang digunakan untuk menagani limbah konstruksi mengacu pada GCSI (Green Construction Site Index) yang dirancang oleh beliau.

Agar tepat sasaran, tim pengabdian yang diketuai oleh Ferry Firmawan melakukan kerja sama dengan Tempat Uji Kompetensi (TUK) 4343 yang berada di jalan Puspowarno, Kota Semarang.

TUK 4343 merupakan Lembaga yang memberikan fasilitas pelaksanaan uji kompetensi yang telah diverifikasi oleh LSP. Sebagaimana tugas LSP, yakni melaksanakan sertifikasi profesi yang untuk memelihara dan mengembangkan standar kompetensi yang mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

“Hal ini berkaitan dengan kebutuhan perkerja konstruksi, salah satunya adalah ahli K3 yang diwajibkan mampu memberikan koordinasi kepada pekerja yang lain untuk mengomando terkait pelaksanaan K3 di lingkungan proyek,” tandas Ferry.

Terdapat adanya kaitan dengan pelaksanaan pengelolaan limbah konstruksi yang dapat diminimalisir jumlahnya sehingga dapat tercipta bangunan hijau yang ramah lingkungan.

Kegiatan pelatihan penanganan limbah konstruksi dengan metode GCSI diikuti sebanyak 20 orang. 15 orang adalah peserta uji kompetensi dan 5 orang lainnya merupakan instruktur kegiatan uji kompetensi.

Menurutnya, untuk mengetahui pemahaman terkait penanganan limbah konstruksi, maka tim ini melakukan adanya pre-test dan post-test sehingga dapat diketahui sejauh mana pemahaman terkait metode GCSI dalam upaya menganai limbah konstruksi sehingga dapat tercipta lingkungan proyek konstruksi yang bersih dan ramah lingkungan.

 

 

To Top